Lesbumi Kota Semarang Siap Menjawab Tantangan Dinamika Seni dan Budaya di Era Digital

 Lesbumi Kota Semarang Siap Menjawab Tantangan Dinamika Seni dan Budaya di Era Digital

SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Sejarah Islam masuk ke Indonesia tidak lepas dari Wali Songo yang tidak bertentangan dengan budaya dan bahkan menjadikannya sebagai media dakwah. Budaya juga menjadi alat bagi Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk mempengaruhi masyarakat melalui Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra),
Pada masa itu, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) hadir menghalau Lekra untuk menjaga budaya dan persatuan bangsa, “Lesbumi punya sejarah yang bagus dalam menjaga negara ini,” kata Ketua Lesbumi NU Kota Semarang, Sukat Abdul Mu’iz usai pelantikan, Ahad (6/2).
Di era milenial ini, lanjut dia Lesbumi punya tantangan dengan media sosial (Medsos) yang bebas seolah tanpa batas dalam menyebarkan berbagai informasi, “Ada yang menuduh amaliah NU syirik, bid’ah, dan tak berdasar, ada juga yang memojokkan budaya bangsa sendiri, juga ada yang mengunggulkan budaya asing,” urainya.
Meski begitu, sambungnya tidak sedikit pula warganet (penduduk dunia maya/akun medsos) yang berjuang melawan isu-isu tersebut, “Kita tentunya mengapresiasi warga atau kader NU yang melawan isu tersebut dengan konten islam yang ramah, ahlussunnah wal-jamaah ala NU dengan istilah islam Nusantara,” tuturnya.
“Kami juga mengapresiasi para budayawan yang terus eksis menjaga kelestarian budaya lokal, baik yang langsung di masyarakat maupun yang menyebarkannya ke medsos,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut dia, Lesbumi juga mempunyai tantangan untuk bisa tampil menjaga keshalehan budaya di masyarakat bersama NU, “Budaya-budaya yang baik tentunya kita pertahankan, kita jaga dan rawat agar tetap ada,” ujarnya.
Pria yang memiliki keterampilan bermain musik ini lantas menerangkan, komposisi pengurus dalam Lesbumi NU Kota Semarang terdiri dari kalangan perupa/pelukis, sastrawan, pegiat budaya jawa, dan musisi. Bahkan, CEO Nasidaria juga masuk dalam kepengurusan tahun ini, “Untuk seni pop religi atau gambus islam sudah tampil beberapa kali, termasuk pagi tadi saat bazar,” urainya.
Dengan komposisi kepengurusan tersebut, Kepala Sekolah di salah satu Madrasah Aliyah (MA) Kota Semarang ini berharap Lesbumi bisa menghadirkan suasana baru dalam gerakan NU merawat masyarakat, “Nantinya bisa diagendakan selapanan budaya, pelatihan pranatacara (baca; pranotocoro) atau yang lainnya,” harapnya.
“Mohon doanya, semoga Lesbumi NU Kota Semarang masa khidmat 2022-2026 ini bisa berkiprah dan berjalan dengan baik,” pintanya. (rif)

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.