MWC NU Mijen Dilantik

SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Ahad, 20 Februari 2022 bertempat di Masjid Al-Hidayah RW. 02 Jatisari Mijen Kota Semarang terjadi peristiwa bersejarah yaitu pelantikan pengurus Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Mijen dan Ranting NU kelurahan se kecamatan Mijen Kota Semarang.
Pelantikan MWC NU Mijen dan Ranting se Kecamatan Mijen tersebut dihadiri oleh Kyai Haris Shodaqoh (Syuriah PBNU), Dr. KH. Anasom (Ketua PCNU Kota Semarang dan jajaran pengurus PCNU, Camat, Danramil, Kapolsek dan warga NU di wilayah Kecamatan Mijen.
Ketua MWC NU Kecamatan Mijen, Dr.KH. Suja’i,M.Ag, mengemukakan kegiatan pelantikan ini merupakan langkah nyata penyegaran kepengurusan NU di wilayah Mijen guna menata organisasi NU lebih baik.
“Mohon do’a restu dan dukungan semua pihak agar peran-peran NU dalam mendakwahkan Islam ahlussunnah wal jama’ah bisa membumi di wilayah Mijen. Secara historis dan budaya masyarakat Mijen dari dulu ahlussunnah wal jama’ah,” kata Kiai Suja’i yang mantan Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Walisongo.

Setelah prosesi pelantikan, Ketua PCNU Kota Semarang, Dr. KH. Anasom mengatakan bahwa program prioritas PCNU Kota Semarang adalah pembentukan anak ranting di tiap RW. Jadi satu RW satu anak ranting. Kemudian pendataan warga NU melalui SISNU dilanjutkan dengan pencetakan KartaNU dan mohon digencarkan di semua tingkatan. Terakhir adalah pendataan dan pencatatan seluruh aset-aset NU di semua tingkatan.
“Tiga hal ini harus diseriusi oleh kita semua baik di PCNU, MWC NU, Ranting NU hingga Anak Ranting NU. Agar tidak diambil pihak lain,” kata Anasom.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan mauidhoh hasanah oleh KH. Harits Shodaqoh, Rais Syuriah PBNU.

Dalam ceramahnya Mbah Kiai Harits Shodaqah menyampaikan NU harus menjadi gerakan wasatiyah bagi bangsa. Wasatiyah berbeda dg moderat, yg lebih mengambil jalan tengah supaya tidak ada ekstrim. Kalau wasatiyah, seimbang semua.
“NU adalah penyelamat banda Indonesia, itu kata orang luar negeri. Sampai ada pameran lukisan, salah 1 karyanya ada lukisan Mbah Hasyim Asy’ari, pelukisnya ditanya, kok ada lukisan ini, sama pelukis dijawab, kalau tidak ada orang ini Indonesia tidak akan aman,” tandas Kiai Harits.