Pesan Ketua Ansor Jateng, Bangun Mindset Kolaborasi

 Pesan Ketua Ansor Jateng, Bangun Mindset Kolaborasi

Selasa (1/2), Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, H Sholahuddin Aly saat menyampaikan pembekalan bagi calon pengurus GP Ansor Kota Semarang di Gedung Majlis Taklim PCNU Kota Semarang

SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Maka dari itu kesalahan terbesar manusia adalah ketika seseorang itu sibuk mencari kesalahan orang lain. Hal inilah yang menjadi pesan penting bagi calon pengurus Pimpian Cabang (PC) GP Ansor Kota Semarang.

“Perlu membangun mindset mencari kelebihan seseorang,” kata Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah, H Sholahuddin Aly saat memberikan pembekalan dalam Orientasi Kedua di Gedung Majlis Taklim Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Jalan Puspogiwang I/47 Kota Semarang, Selasa (1/2) malam.

“Jelas manusia itu tempatnya salah dan lupa kok dicari salahnya itu jelas salah. Maka yang harus dicari adalah kelebihannya, dan menutup kekurangannya, saling melengkapi. Itulah pentingnya kolaborasi,” tegasnya.

Sholahuddin menekankan pentingnya persatuan, kebersamaan karena dengan hal itu sebuah organisasi bisa mencapai tujuan dengan baik, “Kita sedang membangun barisan, persatuan, baru kita bisa merantasi permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar kita,” urainya.

Menurut dia, saat ini semakin banyak kelompok atau organisasi di luar NU yang cara berfikirnya sudah berbeda, berfikirnya kolaborasi bukan kompetisi. Sebab, dalam cara pandang kompetisi muncul keinginan menjatuhkan yang lain, sedangkan kolaborasi menyatukan potensi, “Semua ngomong kolaborasi. Kolaborasi itu menyatukan semua potensi yang ada,” jelasnya.

Untuk itu dirinya meminta agar para pengurus dapat melakukan pemetaan terhadap potensi kader agar bisa mencapai tujuan organisasi, “Dikolaborasikan untuk mencapai tujuan bersama,” pesannya.

Selain itu Gus Sholah, sapaan akrabnya pun mengingatkan pentingnya pembuktian kapasitas diri dalam berorganisasi, bukan berebut posisi dan mencari sesuatu dari organisasi, “Tidak penting kita di posisi apa, yang penting pembuktian kita bisa melakukan apa? Apa yang kita lakukan di masa lalu akan menjadi jejak semacam puzle yang disusun. Ada kesempatan bagi kita untuk membuat puzle itu baik,” ujarnya.

Maka dari itu dia meminta agar para kader yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan sebagai pengurus menegaskan orientasi dirinya bukan aku dapat apa, tapi aku belajar apa, “Kalau orientasinya mendapatkan sesuatu maka keterampilan yang dimiliki tidak akan berkembang. Kita niati mendidik diri, menggembleng diri kita berlajar bersama dalam satu wadah GP Ansor,” tandasnya.

Terkait tatanan kaderisasi, Gus Sholah meminta agar setiap calon anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) memiliki rekam jejak yang jelas, yakni telah berkhidmah sebagai anggota Ansor, “Kalau sistem filter kaderisasi tidak berjalan dengan baik akan berbahaya sebab banyak orang yang ingin menjadi Banser

Oleh karena itu Gus Sholah mewanti-wanti tanggung jawab pengurus terhadap anggota Ansor-Banser yang semakin banyak, “Kalau tidak terdidik dan tidak mau dididik suatu saat akan menjadi problem bagi organisasi,” ingatnya.

Sebelumnya, Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Abdur Rohman mengatakan pentingnya gerakan yang terorganisir sebagaimana pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, yakni Al-haq bi la nidzam, yaghlibuhul bathil bin-nindzam.

“Kebaikan yang tidak terorganisir akan dikalahkan dengan kebathilan yang terorganisir. Semoga Ansor Kota Semarang ini bisa maju sesuai tagline ngaji ngader makaryo,” harapnya. (rif)

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.