Silaturahim Balung Pisah Ulama NU Jateng Dihadiri Tokoh Sunni dari Lebanon

SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Sesepuh ulama NU Jawa Tengah menyelenggarakan halalbihalal dan silaturahim balung pisah masyarakat NU Jawa Tengah pada hari Ahad, 5 Juni 2022 pukul 09.00-12.00 WIB di ruang Muh. Ihsan lantai 8 Gedung Balaikota Semarang.
Hadir sejumlah tokoh dalam acara tersebut di antaranya Syaikh Fadzli Alamudin dari Lebanon, Walikota Semarang Dr. H. Hendrar Prihadi, MM, Ketua MUI Jawa Tengah Dr. KH. Ahmad Darodji, Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, Ketua Baznas RI Prof. Dr. H. Noor Achmad, MA, Ketua PW IKA-PMII Jateng Prof. Dr. H. Musahadi, MAg, Rektor UIN Walisongo Prof Dr H Imam Taufiq, Rektor Unnes Prof Dr Fathurrahman, Rais Syuriah PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail, Mantan Ketua PWNU Jateng Dr KH Abu Hapsin, Ketua PCNU Kota Semarang Dr KH Anasom, dan lain-lain. Acara ini dihadiri ratusan ulama NU di Jawa Tengah dan berlangsung secara hidmah.
Ketua MUI Jawa Tengah sekaligus sesepuh NU Dr. KH. Ahmad Darodji dalam sambutan menyampaikan bahwa acara temu balung pisah ini merupakan kegiatan rutin masyarakat NU dalam bentuk halalbihalal guna mempertemukan warga NU yang tersebar di banyak tempat termasuk dengan pemerintah yang mungkin sempat terjadi perbedaan pemikiran atau hubungan yang kurang baik, maka kegiatan semacam ini diadakan guna menjalin silaturahim agar mempererat kembali hubungan sesama warga NU termasuk dengan pemerintah. Kegiatan ini sudah dirintis sejak zaman KH Abdul Hamid Kendal menjadi Rais Syuriah PWNU pada awal tahun 1990an.
“Mbah Kiai Abdul Hamid sebelum wafat berpesan kepada saya dan Pak Ahmad, mantan Ketua PWNU Jateng yang kala itu menjabat Wakil Gubernur Jateng agar kegiatan ngumpulke balung pisah diadakan setiap bulan Syawal,” tutur KH Ahmad Darodji.
Dengan diadakan kegiatan ini para tokoh NU bisa bertemu untuk saling bertegur sapa untuk memikirkan kembali perjuangan NU yaitu mengajarkan dan mengamalkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah.
Dalam kesempatan tersebut, ceramah penguatan dakwah ahlussunnah wal jama’ah disampaikan oleh Syekh Fadzli Alamuddin, seorang ulama Sunni dari Lebanon.
Syekh Fadzli menyampaikan bahwa kehadirannya di sini bagian dari silaturahim untuk menjalin ukhuwah dan menjaga akidah ahlussunnah wal jamaah.
Dalam paparannya, Syeikh Fadzli menyampaikan bahwa akidah ahlussunnah wal jamaah adalah yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW. Dalam kaitan itu akidah ahlussunnah wal jamaah harus dipegang teguh dan didakwahkan. Untuk itu, dirinya akan memberikan beasiswa kepada para pelajar Islam dari Indonesia untuk studi ke Arab. Beliau akan mengutus doktor atau timnya untuk memberikan bimbingan dalam bentuk seminar dan dauroh bagi pelajar Indonesia untuk studiy lanjut di sana untuk menjadi penerus pejuang ahlussunnah.
Menurut beliau, akidah ahlusunnah wal jama’ah meyakini bahwa Allah SWT tidak bertempat tinggal di langit atau di Arsy karena Allah tidak menempati ruang seperti makhluk.
Beliau siap untuk menjelaskan bantahan-bantahan kepada mereka yang mempunyai pemahaman mujassimah (menjisimkan Allah SWT, menyamakan Allah SWTu dengan makhluk), baik dengan menggunakan dasar nash al-Qur’an, al-Sunnah maupun akal.
“Kami tidak mempunyai tujuan lain kecuali wata’awanu ala al-birri wa al-taqwa. Kami memberi nasehat yaitu berpegang teguh kepada ulama nusantara terdahulu. Ulama nusantara dari dulu dikenal berpaham ahlusunnah wal jama’ah. Nama-nama ulama nusantara sejak dulu sudah terkenal sebagai pejuang Ahlussunnah.
Pertanyaannya, kenapa sekarang banyak yang menganut orang-orang yang pahamnya tidak jelas yang akan menyebabkan bahaya yang besar sekali bagi bangsa Indonesia,” ujar beliau dengan tanda tanya.
Lebih jauh Syekh Fadzli menjelaskan bahwa telah terjadi di negeri Arab apa yang tidak disenangi oleh bangsa Arab sendiri bahwa secara umum mayoritas ulama ahlussunnah wal jama’ah di negeri Arab itu orang baik seperti para ulama di Indonesia.
Beliau menceritakan, ada negara di Arab yang seolah-olah memberi nama pondok pesantren yang bagus-bagus seperti pondok Imam Syafi’i, pondok Imam Abu Hanfah dan nama-nama sahabat. Bahkan mereka memberikan fasilitas gratis dan memberikan fasilitas kepada keluarganya. Namun setelah anak-anak lulus dan pulang di rumahnya lalu bilang ayahnya kafir karena telah merayakan maulid Nabi, ibunya dianggap kafir karena ziarah kubur. Kelompok ini berkembang luas di Arab. Kemudian ketika mereka di sana sudah mulai banyak yang dipersenjatai mereka membunuh orang-orang ahlussunnah waljama’ah, baik laki-laki maupun perempuan, besar atau kecil, ada yang menusuk perut wanita yg hamil, bahkan ada orang yang adzan lalu baca sholawat oleh mereka dibunuh.
“Jangan sampai apa yang terjadi di negeri-negeri Arab terjadi di Indonesia. Ini bukan semata tugas pemerintah, tapi juga tugas para ulama, dan pemahaman yang salah spt ini hanya bisa dilawan dengan menyebarkan paham keagamaan yang benar,” ujar beliau.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa hal tersebut tidak bisa dihadang kecuali dengan menyebarkan paham ahlussunnah.
“Kita tahu para ulama Nusantara sejak dahulu ahlusunnah, yaitu Asy’ariah dalam akidah dan Syafi’iyah dalam fiqh. Kita harus siap mengadakan pendidikan ahlusunnah dengan dalil-dalil nash al-Qur’an, al-Sunnah dan akal yang kuat, misalnya dengan memperbanyak halaqoh atau seminar di hadapan para pelajar Islam,” tandas beliau.
Terakhir beliau menyampaikan bagi siapa saja yang ingin menghubungi beliau bisa kontak ke nomor 081283342842 atas nama Ahmad Musfi dan 081325784913 atas nama dr. Hanu (Kh)