LTN PBNU Adakan Lokakarya Literasi Digital dan Konsolidasi Insan Pers NU di Jawa Tengah

SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Lembaga Ta’lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTN PBNU) mengadakan lokakarya literasi digital dan konsolidasi insan pers NU Jawa Tengah yang dihadiri oleh pengurus wilayah LTN NU Jateng dan pengurus cabang LTN NU se Jawa Tengah pada hari Kamis, 14 Juli 2022 bertempat di aula Gedung Pertemuan PCNU Kota Semarang, Jl. Puspogiwang 1 No. 47 Semarang. Kegiatan ini juga dihadiri tamu undangan dari berbagai organisasi dan lembaga di Kota Semarang.

Hadir dalam acara tersebut fungsionaris LTN PBNU, Ahmad Rozali, yang juga host terkenal TVNU, dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah diwakili Wakil Ketua PWNU Jateng Dr. Kiai Yasir Alimi dan K. Mahlail Syakur, M.Ag, selaku Ketua LTN PWNU Jateng. Dari PCNU Kota Semarang dihadiri oleh Ketua PCNU Kota Semarang, Dr. KH. Anasom, M.Hum dan jajarannnya termasuk pengurus banom dan lembaga-lembaga di bawah naungan PCNU Kota Semarang. Sedangkan kepanitiaan teknis dilaksanakan oleh pengurus LTN PCNU Kota Semarang.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Anasom sebagai tuan rumah dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada LTN PBNU dan LTN PWNU Jateng yang telah mempercayakan LTN PCNU Kota Semarang sebagai tuan rumah kegiatan lokakarya literasi digital sehingga dari pertemuan ini diharapkan akan memberikan semangat dan pola gerakan media NU di Jawa Tengah lebih baik.
“Sekarang ini hampir semua orang punya handphone, kita tergantung dengan internet, banyak fasilitas media online atau media sosial yang sering kita konsumsi, ada website, facebook, whatsapp, twitter, instagram, youtube dan sebagainya, yang kalau kita tidak waspada akan mudah terprovokasi oleh informasi atau konten-konten yang tidak jelas kebenarannya. Dengan lokakarya ini saya berharap LTN NU bisa ikut aktif dalam memanfaatkan teknologi informasi dengan menyampaikan informasi yang benar dan konten-konten yang sesuai ajaran ahlussunnah wal jama’ah,” tandas Kiai Anasom.
Senada dengan ini, Dr. Kiai Yasir Alimi dalam sambutannya mewakili PWNU Jawa Tengah juga menegaskan bahwa perkembangan teknologi informasi sudah sangat pesat dan dunia mengalami fase post truth yang membuat kita memang harus waspada untuk tidak langsung menganggap benar setiap informasi. Sebaliknya kita harus meragukan setiap informasi yang masuk hingga ada bukti atau penjelasan yang meyakinkan perihal kebenaran informasi tersebut sehingga tidak asal membagikan informasi ke orang lain.
“Banyak pula di dalam website atau konten-konten berita di media sosial tersebar informasi yang tidak jelas asal usul keilmuannya bahkan banyak yang tidak sesuai dengan paham ahlussunnah wal jama’ah karena itu kita harus meramaikan media online dengan ajaran ahlussunnah wal jama’ah yang jelas sanad keilmuannya. Jangan sampai kita diam dan membiarkan media online dan medsos dibanjiri oleh ajaran-ajaran yang tidak jelas sanad keilmuannya. Di sini LTN NU harus menjadi garda depan media NU,” tegas Kiai Yasir Alimi.
Narasumber petama
fungsionaris LTN PBNU, Ahmad Rozali, mengungkapkan data bahwa pengguna internet di Indonesia sebesar 77,02 % dari total penduduk Indonesia (210,020,769 jiwa dari total penduduk 272,682,000 jiwa). Termasuk warga NU juga banyak yang sudah megang Handphone. Hal ini menandakan ada perbaikan ekonomi warga NU. Adapun dari sisi usia 1/3 pengguna internet adalah usia millenial yg rata-rata di bawah usia 40 tahun.
“Tantangan yg kita hadapi adalah maraknya hoaks dan ujaran kebencian. Hoaks adalah informasi yang tidak jelas kebenarannya dan ketika ditambah dengan ungkapan yang provokotif yang mengarah pada kebencian menjadi ujaran kebencian. Karena itu, kita harus selalu amati, batasi dan cek kebenarannnya. LTN harus bisa menjadi pelopor media yang cerdas yang selalu menulis sesuai kebenaran,” ungkap Rozali.
.Pemimpin Redaksi NU Online Jateng, Kiai Ngisom al Baroni, yang menegaskan pentingnya LTN menata diri sebagai humas NU. Sesuai mandat pembentukan LTN bergerak di bidang penulisan, publikasi, penerjemahan untuk membumikan ajaran Islam ala manhaj ahlissunnah wal jama’ah.
“Di Jateng ada 36 cabang LTN NU. Hasil survei saya ada media NU di tingkat cabang yang dikelola LTN ini sudah hidup berjalan dengan baik, ada yang setengah hidup dan ada yang sudah mati. Mengelola media NU memang butuh niat dan kerja keras, karena ini bagian dari jendela orang luar melihat NU ya dari media yang dikelola NU,” tutur Kiai Ngisom.
Adapun Ketua LTN PWNU Jateng, Kiai Mahlal Syakur, M.Ag lebih menegaskan bahaya hoaks yang bisa mengakitbatkan perpecahan bangsa dan agama Islam sendiri tidak mengajarkan umatnya untuk berbohong.
“Sebagai Ketua LTN PWNU Jateng saya mengajak kita semua para warga NU untuk menjadikan media sebagai sarana transformasi ilmu-ilmu keislaman yang sesuai ajaran ahlussunnah wal jama’ah sekaligus sebagai media berdakwah,” kata Kiai Syakur.

Setelah para narasumber menyampaikan paparan, dilanjut dengan diskusi yang dipandu oleh Ketua LTN PCNU Kota Semarang, Dr. M. Kholidul Adib, MSi. Para peserta utusan LTN PCNU se Jawa Tengah dan sejumlah utusan lembaga NU yang hadir diberikan kesempatan berbicara.
Utusan LTN PCNU Kota Magelang, Kiai Suyitno, menceritakan tentang kondisi media yang dikelola oleh LTN PCNU Kota Magelang dan menilai bahaya hoaks sehingga harus ada gerakan penyadaran kepada masyarakat agar tidak mudah mempercayai segala informasi yang beredar di media sosial sebelum ada kejelasan kebenaran info tersebut dan berharap agar kegiatan konsolidasi sesama aktivis LTN di Jateng sering diadakan.
Utusan LTN PCNU Sragen, Joko Wahono, yang mengungkapkan bahwa dia baru dua bulan ditunjuk gabung di LTN dan baru pertama kali ikut pertemuan di tingkat wilayah dan berharap pertemuan seperti ini bisa sering diadakan secara bergantian di tingkat daerah.
Utusan LTN PCNU Kabupaten Magelang, Thohir Rozqi, menanyakan regulasi tentang pengelolaan website PCNU misalnya hal-hal apa saja yang bisa dipublikasikan apakah struktur PCNU boleh ditampilkan?
Utusan lain dari LTN PCNU Kabupaten Magelang bernama Mukhlis menyampaikan website PCNU yang dikelola LTN bisa menampilkan profile dan kegiatan semua lembaga dan badan otonom NU, sementara media sebagai branding menggunakan website nusyiar.com
Utusan LTN NU Batang, Zaim Ahyar, menceritakan kondisi di Batang sudah ada website PCNU dan sejumlah banom dan lembaga juga punya website yang berdiri sendiri.
Utusan LDNU Kota Semarang, Kiai Ali Ma’ruf, menanyakan soal hoaks yang kadang ada dampak positifnya, misalnya, hoaks seputar adanya operasi polisi lalu lintas, namun dampak positifnya masyarakat menjadi tertib dalam berkendara dan membawa surat-surat kendaraannya.
Utusan LTN PCNU Kota Pekalongan, Rouf, berharap ada channel jaringan media yang dikelola LTN NU di Jateng sehingga bisa sharing berita dengan mencantumkan sumbernya
Terakhir utusan LTN PCNU Pati, Abdul Ghofur, menanyakan formula LTN dalam mengelola media sosial.
Atas semua pertanyaan tersebut, fungsionaris LTN PBNU, Ahmad Rozali, menegaskan bahwa pihaknya tidak mengukur masing-masing cabang dari sisi keaktifan website karena untuk mengelola website itu butuh sumberdaya manusia (SDM) dan sumber dana, juga butuh waktu.
“Saya tidak yakin kita semua dengan kesibukan masing-masing bisa maksimal apalagi dengan modal asal ikhlas. Tetapi dengan adanya jaringan ini kita paham bahwa media itu penting. Kalau sudah bisa menerbitkan website dengan tertib itu sangat bagus, tetapi apabila belum bisa karena keterbatasan SDM dan dana, misalnya, sementara bisa dengan ikut kontribusi menulis di media LTN cabang lain, atau ikut share tulisan website LTN lain, sambil belajar meningkatkan SDM dan manajemen pengelolaan website,” kata Roziali.



Ketua LTN PCNU Kota Semarang, Dr. M. Kholidul Adib, MSi yang memandu lokakarya tersebut dalam penutup menyampaikan bahwa sebagai jurnalis NU seluruh fungsionalis LTN hendaknya menyadari pentingnya media online sebagai sarana jihad mensyiarkan ajaran ahlussunnah wal jama’ah, dan hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas SDM dan manajemen kelembagaan.
“Dengan adanya lokakarya ini akan tercipta jaringan insan pers NU se Jawa Tengah yang digawangi oleh sahabat-sahabat LTN. Komunikasi dan koordinasi bisa kita lakukan tiap saat baik melalui tatap muka langsung maupun lewat media online misalnya Grup WhatsApp,” tutur Adib menutup lokakarya. (Kh)