Ponpes Al-Uswah Semarang Selenggarakan Haul XVIII Abah Mukhlisin

 Ponpes Al-Uswah Semarang Selenggarakan Haul XVIII Abah Mukhlisin

SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Peringatan Haul menjadi agenda tahunan pondok pesantren Al-Uswah Gunungpati Semarang. Tahun ini merupakan haul XVIII Abah KH. M. Mukhlisin. Kegiatan ini sekaligus dibarengkan dengan hari lahir pondok pesantren Al-Uswah XXII dan haflah khotmil qur’an. (Jumat, 28/7)

Rangkaian acara dimulai dengan malam Jum’at dengan tasyakuran makan bersama di halaman masjid pondok pesantren. Selanjutnya dimulai sima’an al-Qur’an diakhiri dengan ziarah ke maqbarah Abah Mukhlisin pada Jum’at sore.

Rilis yang diterima, terdapat 23 khotimin-khotimat bil ghoib juz 30 dan 8 santri putra-putri yang telah merampungkan mengaji binnadzor 30 juz sebanyak 8 orang. Bahwa acara puncak besok Sabtu pagi (30/7) dimulai dengan khotmil qur’an di halaman pondok pesantren Al-Uswah. Hadir sebagai pembicara KH. Abdur Rohim (Ki Joko Goro-Goro) dari Demak sebagai pemberi mauidhoh hasanah. Pengajian umum ini dimulai pukul 08.00, muslimin-muslimat bisa hadir dalam acara ini.

Sekelumit Abah Mukhlisin dan Al-Uswah
Pria kelahiran Semarang 1948 ini memiliki 8 orang anak. KH. M. Thoyyib Farchany adalah anak tertua sekarang, meneruskan perjuangan sebagai pengasuh pondok pesantren Al-Uswah.

Semenjak mengenyam pendidikan di Madrasah Qudsiyyah sudah mengisi pengajian di berbagai tempat. Bahkan hingga akhir hanyatnya masih menjadi mubaligh memberikan tausiyah.

“KH. M. Mukhlisin saat itu (sekitar tahun 1997) melihat fenomena pemuda-pemudi usia sekolah semakin meninggalkan dalam belajar agama. Terutama di kota Semarang, yang notabene adalah pusat ilmu agama Islam pada masa KH. Sholeh Darat lambat laun tergerus oleh kebudayaan Kota Semarang yang semakin maju dalam ekonomi maupun industri. Pelajar lebih mementingkan sekolah umum untuk mengejar ijazah SMA/SMK saja sebagai bekal bekerja dan terkesan tidak menghiraukan ilmu agama. Berdasarkan fenomena tersebut KH. M. Mukhlisin berniat mendirikan sebuah pesantren yang di dalamnya terdapat sekolah formal,” terang Abah Thoyyib Farchany

Barulah cita-cita KH. M. Mukhlisin tersebut terwujud pada tahun 2000. Sebuah pesantren dengan lokasi yang luas berdiri di kelurahan Pakintelan kecamatan Gunungpati Kota Semarang dengan nama Al-Uswah. Karya tulis yang terdeteksi ada Syi’ir Nahdlatul Ulama (1978) dan Syi’ir dan Doa. Baru empat tahun merintis pesantren beliau kembali ke pangkuan Allah.

Rintisan awal pesantren terdapat Majlis Ta’lim Ahad pagi, baru kemudian terdapat Taman Pendidikan Qur’an, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Diniyah. Seiring berkembangnya zaman sekarang terdapat 253 santri di pesantren ini.
(Mukhamad Zulfa)

PCNU Kota Semarang

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.