KEAJAIBAN ISTIGHFAR

Khutbah Jumat LDNU_ Keajaiban Istighfar
HIKMAH JUM’AT
Semua orang tentu ingin hidupnya baik baik saja hubungan keluarga baik, hubungan sosial kemasyarakatan baik, kondisi ekonomipun baik., tidak ada yang ingin hidupnya bermasalah. Ketika kita melihat orang yang sukses dan berhasil kita sering bertanya-tanya apa kiat kiatnya kok orang bisa sukses dan terkadang kita ingin tahu apa doa yang dibaca.
Banyak pula orang yang berburu doamencari ijazah kesana kemari menemui kiyai-kiyai atau orang–orang khos dengan tujuan supaya mendapatkan keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup, terkadang saking banyaknya ijazah doa sampai kebingungan doa ijazah mana yang harus diamalkan.
Diceritakan diantara karomah kiai Kholil Bangkalan maha guru dari ulama Nusantara suatu hari kiai Kholil kedatangan tamu secara bersamaan. Kiai bertanya kepada tamu yang pertama:
“Sampeyan ada keperluan apa?”. “Saya seorang pedagang kiai, akan tetapi hasil tidak di dapat malah rugi terus menerus,” ucap tamu yang pertama memohon. Setelah Kiai Kholil memandang kepada tamu pertama ini lalu beliau menjawab:
“Jika kamu ingin berhasil dalam berdagang perbanyak baca istighfar,” pesan kiai mantap.
Tak lama setelah itu kiai bertanya kepada tamu yang kedua.
“Sampeyan ada keperluan apa?” tanyanya seperti yang diucapkan kepada tamu sebelumnya.
“Saya sudah berkeluarga selama 18 tahun tapi sampai saat ini masih belum diberi keturunan,’ kata tamu kedua. Setelah memandang kepada tamu kedua itu kiai Kholil menjawab,”Jika kamu ingin punya keturunan perbanyak baca istighfar,” tandas kiai.
Tiba giliran pada tamu yang ketiga. Kiai langsung bertanya,”Sampeyan ada keperluan apa?” “Saya usaha tani, Kiai. Namun makin hari hutang saya makin banyak, sehingga tak mampu membayarnya,” ucap tamu yang ketiga dengan raut muka serius.
“Jika kamu ingin berhasil dan mampu melunasi hutangmu, perbanyak baca istighfar,” pesan kiai kepada tamu yang ketiga. Beberapa murid Kiai Kholil yang melihat peristiwa itu merasa heran. Persoalan berbeda, tapi dengan jawaban yang sama, dengan resep yang sama yaitu menyuruh perbanyak baca istighfar.
Kiai Kholil mengetahui keheranan para santri. Setelah tamunya pulang, maka dipanggillah para santri yang penuh tanda Tanya itu. Lalu Kiai Kholil membacakan Surat Nuh ayat 10-12:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Dari ayat diatas kita dapat mengetahui karunia yang akan diberikan Allah apabila kita selalu beristighfar, sebuah keadaan yang sangat diharapkan oleh setiap manusia, hujan lebat yang menyuburkan, banyaknya harta banyaknya anak dan kebun kebun yang menghijau. Kondisi ini tentu diharapkan oleh semua manusia dalam kehidupannya. Senada dengan ayat diatas Rasulullah saw juga bersabda
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أكْثَرَ مِنَ الاسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kegundahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Dia memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga.”
Kita sebagai hamba yang beriman tentu wajib mempercayai dan meyakini petunjuk dari Al Qur’an dan Al Hadits dan disini kita mendapatkan penjelasan yang sangat gamblang tentang manfaat dari istighfar. Namun pertanyaan untuk dirikita masing-masing adalah, berapa banyak kita membaca istighfar setiap hari, berapa istiqomah kita membaca istighfar serta berapa khusuk dan sungguh sungguh kita dalam membaca istigfar memohon ampun kepada Allah swt. Sehingga istighfar yang kita ucapkan ini betul betul menjadi merasuk didalam jiwa sehingga membentuk sikap ketawadhuan, ketundukan dan pengakuan atas dosa dosa yang telah kita lakukan.
Kalau Rasulullah saw yang maksum dan sudah dijamin diampuni dosanya saja lebih dari 70 kali dalam sehari membaca istighfar bagaimana dengan kita? Yang tidak punya jaminan pengampunan dan banyak berbuat dosa.
Semoga Allah swt membimbing kita semua untuk selalu bisa bertighfar dan mengistiqomahkannya. Aamiin aamiin aamiin ya Rabbal alamin.
Moh. Ali Makruf, S.H.I., MSI
Sekretaris LDNU-PCNU Kota Semarang
