Kaderisasi dan Kemandirian, Kunci Penguatan Organisasi

 Kaderisasi dan Kemandirian, Kunci Penguatan Organisasi
  • SEMARANG, pcnukotasemarang.com – Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang Sahrul Bahri menegaskan, roda organisasi jamaah harus bergerak. Kaderisasi dan kemandirian secara ekonomi menjadi kunci kekuatan organisasi untuk bisa eksis.
    Penegasan ini disampaikannya pada “Turba dan Konsolidasi Organisasi NU” di hadapan pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) dan Ranting NU Banyumanik serta badan otonomnya, Sabtu (3/9/2022) di Masjid Jami Mujahidin, Jl Setia Budi.

  • Dijelaskan Sekretaris, untuk kaderisasi sebagaimana peraturan organisasi yang dikeluarkan PBNU maka setiap MWC wajib menyelenggarakan pendidikan kader. Ada lima poin kaderisasi yang ditekankan PBNU yakni struktural, keulamaan, penggerak, dan fungsional.
  • Untuk kaderisasi struktural menjadi keharusan bagi pengurus di semua tingkatan, dari pengurus besar hingga ranting, pengurus lembaga, hingga pengurus banom. Bertujuan meningkatkan kapasitas pengurus dalam memimpin, menggerakkan warga, dan mengelola organisasi.
  • “Ditingkatan MWC pun untuk satu masa khidmah kepengurusan pada setiap tahunnya wajib menyelenggarakan sekali pendidikan struktural. Lama waktu pendidikan struktural yakni tiga hari,” ungkapnya.
    Selain itu, Rahul-sapaan akrabnya turut menekankan mengenai keseriusan mengelola Koin NU. Dari hasil itu diharapkan kemandirian ekonomi organisasi bisa terwujud. Kaleng yang disebar sampai ke tingkat ranting dan terus ke rumah jamaah terus terkelola untuk kemaslahatan dan organisasi.
  • “Dengan kita menggarap serius Koin NU maka kalau ada kegiatan jangan ada yang menenteng-nenteng proposal,” tandas dia.

  • Pengurus Cabang akan terus memudahkan interaksi komunikasi kepada pengurus di tingkat kecamatan. Dengan demikian terjalin pola konsolidasi.
    Dalam pengantar sambutannya, Ketua Tanfidziyah MWC NU Banyumanik KH Anwar Khumaedi meminta supaya pengurus ranting untuk berbenah diri, selalu menghidupkan organisasi. Secara struktural wajib menataati peraturan organisasi yang telah ditetapkan. Diharapkan tidak ada komunikasi yang terputus, dengan demikian soliditas organisasi akan terus terjaga.
    Di MWC NU Banyumanik ini sampai sekarang ini hampir di semua kelurahaan telah terbentuk pengurus ranting. Masing-masing ranting untuk selalu berkomunikasi dengan pengurus MWC supaya ada kesinambungan dalam menjalankan roda organisasi.
    Dalam sesi tanya jawab yang dipandu Rois Syuriah MWC KH Aminudin, masalah kaderisasi di internal NU patut menjadi pembahasan yang serius. Sebagaimana diungkapkan Ketua Tanfidziyah PR Gedawang Eko Zaenurrahman, mayoritas orang yang berkecimpung di jamiyah NU terbilang orang yang sudah “sepuh”.
    Dengan adanya pendidikan kaderisasi ini menjadi tantangan bagi NU khususnya di MWC Banyumanik. Diharapkan, lanjut Eko, NU memiliki kader-kader yang dapat menjawab tantangan zaman, terlebih dengan gempuran hoaks.

  • Rahul selanjutnya mengemukakan, soal usia sebenarnya tidak perlu menjadi penghalang pengembangan organisasi terlebih soal kader. Diakui, rata-rata pengurus NU berusia di atas 50 tahun. Karena itu, pentingnya Pendidikan kaderisasi dilakukan supaya bisa menyaring kader-kader yang berkompeten. (gus pri)

PCNU Kota Semarang

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published.